Prestasi

Annoying Boy, Karya Film Mahasiswa PFTV Undika Keliling Dunia

D’Media, FDIK
– Miky Havis, mahasiswa Produksi Film dan Televisi (PFTV) Universitas
Dinamika (Undika) berhasil mengantarkan karya filmnya yang berjudul Annoying
Boy
 keliling dunia.


September 2023, film yang bercerita tentang pemuda
autis tingkat dua itu telah diputar di Massachusetts sebagai official
selection
 Madavera Expojour JazzTimes Film Festival 2023. Sebelumnya,
film Annoying Boy telah tayang perdana di Pinewood, United Kingdom
setelah masuk official selection Lift off Global Network pada Mei
2023.


“Film Annoying Boy bercerita tentang seorang
anak autis tingkat dua yang tinggalkan oleh ayah dan ibunya. Di rumah, dia
hanya tinggal bersama kakaknya yang baru keluar dari penjara karena terjerat
narkoba,” ungkap Miky pada 2 Desember 2023.

Artikel Lainnya :  Foto Keberagaman Budaya Indonesia milik Mahasiswa Undika Raih Juara 1 Fotografi Tingkat Nasional


“Anak autis kerap mendapat stigma buruk seperti
gangguan jiwa dan dituntut untuk berpikir seperti orang normal. Tapi sebenarnya
dia bisa melakukan hal-hal luar biasa meskipun kondisinya tidak seperti manusia
kebanyakan” lanjut mahasiswa yang mengaku pernah mengenyam bangku sekolah luar
biasa itu karena autis sehingga menginsipirasi film Annoying Boy.


Selain sejumlah prestasi tersebut, film berduasi 24
menit ini juga mendapatkan honorable mention dan official
selection
 di Student World Impact Film Festival (SWIFF) 2023 Amerika Serikat.
Film ini juga berhasil masuk dalam official selection Southeast Asia
Short Film Festival 2023”
.


Terakhir film Annoying Boy berhasil masuk
dalam official Selection Series Web Awards di Lima Peru serta official
selection the Student Live Film Festival 2023
di Paris, Prancis.

Artikel Lainnya :  Mahasiswa Undika Memenangkan Juara 1 Kompetisi Video Singkat "Indonesia Menuju Net Zero Emission 2060"


“Pola pikir Miky memang out of the box sehingga
berani melakukan sesuatu di luar kebiasaan orang banyak. Ini jelas tergambar
dalam karya film Annoying Boy” ungkap Muhammad Bahruddin, Ketua Program
Studi Film dan Televisi Undika. (Bah)